Dalam dinamika kelompok terdapat empat faktor yaitu
adanya kekuatan (power), pergerakan (move), perkembangan (develop), dan mampu
beradaptasi (adaptable). Tidak ada batasan waktu pada dinamika kelompok karena
prosesnya selalu berlangsung secara terus-menerus. Dalam setiap kelompok tidak
menutup kemungkinan untuk terjadinya masalah ataupun kasus. Dalam hal ini saya
mengambil contoh kasus Calciopoli yang terjadi di Italia.
Sepak bola merupakan olahraga
yang menggunakan bola yang dimainkan oleh
dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) pemain. Memasuki abad
ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200
negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia. Di negara-negara
eropa, banyak diadakannya liga oleh beberapa negara pemilik club sepak bola
yang tergolong hebat dalam kualitas pemain dan liganya. Seperti italia
mengadakan liga Italia yang diselenggarakan oleh Lega
Nazionale Professionisti atau disingkat LNP adalah badan yang
menyelanggarakan liga bagi klub klub profesional di Italia. Hanya ada dua
tingkatan untuk liga profesional ini yaitu Lega Nazionale Professionisti Serie
A dan Serie B, selain mengurusi liga profesional badan ini juga menjadi
penyelenggara untuk coppa Italia dan supercoppa Italiana serta turnamen junior
atau primavera yang timnya berada di serie A dan serie B yang setara setingkat
dengan kelas dunia.
Kasta tertinggi dalam sepak
bola Italia tentunya sudah pada tahu dan dia adalah Serie A. Untuk format
terakhir serie A Italia di ikuti oleh 20 klub terbaik seantero romawi dengan
menggunakan sistem kandang tandang dimana satu tim akan bertemu dua kali dengan
tim lainnya, total setiap klub peserta memainkan 38 laga selama satu musim
kompetisi dan pemenang adalah pengumpul poin terbanyak dimana kemenangan
dihargai tiga poin dan seri satu poin, tujuh tim teratas beserta juara coppa Italia
berhak bertanding di kompetisi eropa sesuai koefesien yang di tentuka UEFA,
mereka bertanding untuk champions league dan europa league sementara itu tiga
tim terbawah mendapat hukuman degradasi ke tingkat kedua yaitu serieB. Kelas
kedua dari sistem sepak bola Italia adalah Serie B. Serie B lebih sederhana
dari serie A mengingat kemampuan finansial rata rata klub serie B tidak sebesar
serie A tapi untuk dukungan sama saja militansinya malah untuk beberapa klub
lebih militan ultrasnya.
Peserta serie B Italia berjumlah 22 klub dengan memainkan 42 game masing masing
kandang dan tandang dimana akhir musim juara dan runner up berhak langsung
hijrah ke serie A dan peringkat tiga sampai enam melakukan pertandingan play
off untuk satu tiket promosi yang tersisa sementara di dasar klasemen 4 tim
paling bawah harus rela lengser ke lega pro atau serie C.
Klub-klub
tersebut tergolong memiliki kualits pemain dan manajemen yang bagus terkait
masalah sepak bola, tidak menutup kemungkinan terjadinya berbagai kasus, salah satunya
adalah Calciopoli. Calciopolli adalah usaha sebagian atau
sekelompok oknum yang tidak mampu meraih prestasi di atas lapangan hingga
dengan sengaja menciptakan skema kotor di luar lapangan guna menghancurkan
kekuatan sepakbola terbaik dalam sejarah Italia (Signora, 1897).
Beberapa
penyebab dari Calciopoli adalah adanya rasa kurang saling memiliki antar pemain
terhadap klub, kurangnya dari segi moral yang menyebabkan mereka gampang sekali
disogok, kurangnya loyalitas pada tim, penyogok menginginkan timnya menang
secara instan padahal kemampuannya belum memadai, adanya ambisi ingin memiliki
finansial secara berlebih dari para pemain, kurangnya kesejahteraan yang
diberikan oleh klub ke pemain. Manajemen klub yang kurang bagus, dan lain sebagainya.
Hal tersebut
tentunya dapat menimbulkan kecurangan dan mengingkari supportivitas yang
dijunjung tinggi dalam olahraga. Bagi para penggemar sepak bola tentunya masih
ingat kasus Calcipoli yang pernah terjadi di Italia pada tahun 2006-2007 yang
melibatkan klub Juventus, dan sekarang Calciopoli terulang kembali yang
menyebutkan beberapa pemain dari Juventus.
Berbagai
dampak negatif yang timbul akibat Calciopoli menjadikan, klub, pemain, dan
wasit diberikan sanksi berupa penurunan kasta serie liga, denda, pencabutan
gelar juara, dan hilangnya kepercayaan dari penggemar fanatik klub sebelumnya.
Solusi untuk
memberantas tuntas Calciopoli memang gampang-gampang susah, karena secara tidak
langsung hal ini sudah pernah terulang beberapa kali di Italia dan bersifat
mengakar. Menurut pandangan dari Psikologi olahraga berpendapat bahwa terdapat dua
bidang kegiatan besar yaitu
yang pertama adalah mempelajari bagaimana faktor psikologis mempengaruhi penampilan fisik
seseorang. Ini berarti bahwa para pemain yang disuap itu yang sebenarnya memiliki
skill dan kualitas yang bagus, namun akhirnya mereka lebih memilih untuk
mengalah atau menurunkan kualitasnya hanya demi uang. Untuk kegiatan yang kedua
yaitu memahami bagaimana keterlibatan
seseorang dalam olahraga mempengaruhi perkembangan psikis, kesehatan, dan
kesejahtraan psikisnya.
Perbaikan
sistem manajemen untuk mencegah terjadinya Calciopoli dengan berkaca terhadap
sistem liga lain yang mampu mengatur liga tersebut tanpa adanya Calciopoli.
Mungkin caranya dengan pemberian punishment yang kedepannya akan memberikan
efek jera terhadap pihak yang berani
melakukan Calciopoli. Sistem terhadap keprofesionalan wasit terhadap finansial
maupun kerja wasit di lapangan.
Dalam
Psikologi Olahraga untuk mengatasi penyebab internal Calciopoli dapat
menggunakan beberapa teknik yang melibatkan antara pemain dan pelatih, yaitu
“Teknik Pemusatan Perhatian” dan “Teknik Pendekatan Individual”.
Teknik
pemusatan perhatian yaitu menyingkirkan
aneka ragam pikiran yg menggangu dan hanya memusatkan pada tugas yang dihadapi,
dengan demikian para pemain dapat berlatih untuk lebih maksimal demi
mendapatkan kemenangan namun dengan cara yang sehat dan menyadarkan arti
kemenangan yang sesungguhnya. Dalam
olahraga masalah menang atau kalah adalah hal biasa.
Teknik
pendekatan individual meliputi kedekatan
pelatih dan atlet, pelatih dari hati ke hati, keterbukaan atlet ke pelatih.
Ketiga faktor tersebut menjadikan adanya ikatan rasa saling memiliki sehingga
timbul rasa loyalitas, dan menghindari segala sesuatu yang menyebabkan
terjadinya kasus yang merugikan klub dan menyebabkan dilarang ikut sertanya
para pemain yang terlibat Calciopoli untuk membela timnas padahal pemain itu
memiliki kemampuan yang bagus.